Samuel Wattimena: Jangan kerdilkan kesenian dengan urusan duit

Semarang – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Samuel Wattimena, mengingatkan agar kesenian dan kebudayaan tidak dipandang semata-mata dari sudut pandang ekonomi, yaitu masalah uang.

“Jangan selalu mengaitkan kebudayaan atau seni dengan ekonomi,” ujarnya setelah berinteraksi dengan sejumlah seniman kontemporer di Galeri Semarang, pada hari Minggu. Dia menekankan bahwa meskipun terdapat sektor ekonomi kreatif, itu tidak seharusnya membuat kesenian, apalagi kebudayaan, dipersempit oleh aspek ekonomi.

“Eksistensi ekonomi kreatif ini seharusnya berfungsi untuk mendukung kesenian itu sendiri. Namun, kesenian tetap merupakan kesenian, begitu juga dengan budaya. Jadi, jangan disederhanakan menjadi masalah uang atau nilai harganya,” ujarnya.

Menurutnya, kesenian serta kebudayaan secara umum haruslah menjadi sumber inspirasi dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam menghadapi perubahan yang selalu terjadi.

“Dengan demikian, pemerintah seharusnya berperan aktif. Tidak boleh bersikap otoriter atau melakukan penindasan, karena kebudayaan perlu berkembang. Pada akhirnya, ini akan membentuk identitasnya sendiri,” kata perancang busana tersebut.

Dalam pertemuan itu, Samuel mengamati bahwa seni berfungsi sebagai elemen yang memberikan semangat dalam menghadapi berbagai tekanan sehari-hari.

“Kita, yang berprofesi di bidang seni, bisa memberikan kontribusi dalam hal semangat. Pak Chris (pemilik Galeri Semarang) menegaskan pentingnya untuk tidak memperkecil persoalan kebudayaan hanya dalam konteks seni. Sebab, kebudayaan jauh lebih luas,” ujarnya Epictoto.

Pemilik Galeri Semarang, Chris Dharmawan, menyatakan bahwa kebudayaan merupakan manifestasi dari pemikiran manusia yang diekspresikan dalam ide dan tindakan, termasuk melalui karya seni.

“Banyak aspek kebudayaan yang terabaikan, seperti agama, politik, cara berpakaian, bahasa, makanan, arsitektur, dan seni. Semua itu merupakan bagian dari kebudayaan,” ucapnya.

Sementara itu, seniman kontemporer Rudy Murdock menyatakan bahwa seni harus mampu menginspirasi banyak hal, sesuai dengan falsafah yang dipegangnya, yaitu no art, no future.

“Seni harus memberikan inspirasi. Artinya, memberikan motivasi untuk melakukan perubahan, tentu saja dari keadaan yang buruk menjadi lebih baik. Harapan ke depan adalah negara ini harus mencapai keadaan yang lebih baik,” tambahnya.